Thursday, July 12, 2012

Juara Mobil Irit dari ITB Masih Berhutang

fotoTiga gelar juara mobil irit se-Asia kini sudah di tangan mahasiswa ITB. Namun di balik kesuksesan itu, dua tim juara kini masih berhutang ratusan juta rupiah.

Dua dari tiga tim asal ITB, sepakat menggabungkan diri sejak pembentukan 6 bulan lalu. Mereka membuat mobil irit Cikal Cakrasvarna yang berbahan bakar bensin dan Cikal Cakrawala dengan biodiesel. Sejak setahun sebelum lomba, mereka berusaha mencari dana lewat proposal sebesar Rp 700 juta untuk pembuatan tiga mobil.


Hingga menjelang lomba, duit yang terhimpun dari berbagai sponsor masih sedikit. ”Kurang dari setengahnya, terpaksa satu mobil gagal dibuat,” kata manajer tim Cikal Cakrasvarna, Peter Lukito Ferdian, di Gedung Rektorat ITB, Rabu 11 Juli 2012.

Segelintir sponsor yang menyumbang cukup besar yaitu PT PLN dan Perusahaan Gas Negara. Total dari keduanya sebanyak Rp 100 juta. ”Sisanya kami pinjam dari orang tua masing-masing,” Peter berujar.

Dari kampus ITB, kata anggota tim lainnya, Kevin Yohanes Lisandi, bukan nihil bantuan. ”ITB sudah menyediakan fasilitas tempat dan alat buat kami,” katanya.

Selesai lomba, tim rencananya akan meminta sumbangan dari sponsor lain yang telah menyatakan bersedia membantu tapi belum memberikan uangnya hingga lomba selesai. Mereka berharap dengan dana itu bisa melunasi hutang mereka ke orang tua.

Tim mobil Cikal Cakrasvarna yang memakai bahan bakar bensin berhasil meraih juara umum di ajang Shell Eco-Marathon Asia 2012 di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 4-7 Juli lalu. Sedangkan mobil tim Cikal Cakrawala meraih juara kedua di kelas E-Mobility kategori Urban Battery Electric Car. Tiga juara lainnya diraih mobil tim Sadewa dari Universitas Indonesia, Tim ITS 2 Surabaya, dan mobil Cikal Diesel dari ITB sebagai juara kedua di kelas Urban Fatty Acid Methyl Esther (FAME).

No comments:

Post a Comment